Minggu, 21 Desember 2014

Polar Plunge, brrr!

Dengan bangga menyatakan, I did the polar plunge!
Polar plunge itu acara penggalangan dana buat organisasi Special Olympics Alaska yaitu organisasi yang membantu anak-anak atau orang dewasa dengan kebutuhan khusus untuk bisa ikut kegiatan olahraga. Biasanya mereka bowling, skiing, snow boarding, dll.

Sebelum jelasin polar plunge aku jelasin Partners Club dulu. Di sekolah-sekolah disini kan banyak ada anak berkebutuhan khusus dan memang di tiap sekolah juga didukung fasilitas sama mapel-mapel dan kelas khusus buat anak-anak dengan kebutuhan khusus itu (anak yang mengalami keterbelakangan mental atau anak yg tuna rungu atau bisu). Di sekolahku dan aku yakin di sekolah-sekolah lain di USA juga ada klub khusus buat anak-anak yang berkebutuhan khusus (aku sebut athletes dari sini, soalnya mereka join special olympics) dan murid biasa (gelarnya partners) buat ikut kegiatan olahraga sama-sama. Dimana partners ngebantu para athletes buat bisa ikut kegiatan sports, kayak bantu ngajarin, ngebimbing, jadi team mates waktu perlombaan atau sesimpel pegang tangan sambil jalan. Kan gak mungkin guru sama mentor-mentornya ngebina semua athletes. Jadi kita ngebantu mereka dan buat have fun aja. Karena para athletes itu sama kayak kita, pengen sosialisasi pengen punya temen pengen jadi murid SMA biasa. Walaupun mereka punya kekurangan tapi mereka masih manusia? Kalau kata lagu Rude sih "Don't you know I am human too?" Makanya aku gak sungkan dan langsung semangat baru tau ada klub kayak gini di sekolah.

Salah satu backgroundnya aku tertarik pengen bantu di klub ini berawal dari aku SD. Jadi ceritanya SDku, SD Insan Mandiri Amlapura dulu pas awal-awal tahunnya masih sekolah swasta. Dan masih kurang murid, soalnya sekolahnya masih sangat muda, dibangun tahun 1997 sama Pastor dan memang sekolahku itu awalnya sekolah Katholik dari Yayasan Insan Mandiri, sejenis sama Santo Yoseph gitu. Karena memang belum bisa bersaing sama sekolah negeri dan peraturannya gak seketat disana, SDku banyak dilirik sama orang tua yang punya anak berkebutuhan khusus. Mulai deh banyak anak special needs masuk di sekolahku. Tapi bukan SLB sih sekolahku, masih sekolah swasta biasa. Tapi guru-gurunya dan sekolahnya sendiri mau berusaha ngajar para anak special needs. Perlakuan guru-guru di SDku bener-bener absolutely amazing, mereka gabungan guru-guru terbaik yang aku tau. Bahkan sampai sekarang guru-guru Insan Mandiri masih punya ruang di hati aku #ciee!

Aku sekelas sama Ade selama 6 tahun, dia punya keterbelakangan mental (autism) tapi dia aslinya pinter. Dia pinter matematika. Bahkan dari 5 murid special needs saat itu di sekolahku kalau gak salah mereka semua pinter-pinter di cabang mereka masing-masing. Ada yang kelasnya lebih tinggi dari aku ada yg adik kelas. Jadi bisa dibilang aku udah terbiasa sama perilakunya yang sulit ditebak dan memang emosional. Di Indonesia mereka gak diterima di sekolah negeri, cuma SLB. Susah prosesnya kalau mereka mau masuk sekolah reguler. Di sekolah negeri mereka gak dianggep dan sering diejek. Aku tercengang sama perlakuan sekolah disini sama anak-anak berkebutuhan khusus, mereka difasilitasi dan dipermudah bukan malah dipersulit sama pemerintah. Mereka juga punya hak buat belajar, mereka sama-sama anak bangsa, kenapa harus diperlakukan beda? Sedih sih liat banyak anak-anak autism yang pinter, genius bisa dibilang tapi masih gak bisa sekolah.


Ini temen sekelasku selama 6 tahun. Ade yang paling kiri.
Dulu satu kelas rata-rata 15 anak, sekarang malah banyak murid yang ditolak sama SD Insan Mandiri gara-gara kelebihan anak :) Saking bagusnya sekolahku, yang sekarang sudah berkembang pesat dan walaupun masih perpegang dengan landasan sekolah katholik SD Insan Mandiri gak pernah maksa muridnya masuk agama lain, malah sekarang mayoritas siswanya 80% Hindu ;)

--kembali lagi
Partners Club ketemu tiap hari senin waktu jam istirahat, kita makan bareng dan ngomongin acara selanjutnya yang bisa dikerjain sebagai klub. Aku sudah pernah bowling bareng mereka, jadi ada tournamen bowling dan aku bantu mereka bowling haha asik banget bisa ketemu partners club dari sekolah lain. Aku juga udah dapet skiing bareng walaupun sebentar soalnya skiing itu ribet ngurus perlengkapannya! Belum lagi bantu para athletes masang gear mereka masing-masing. Tapi tetep aja fun!

Polar plunge katanya salah satu acara paling besar tiap tahunnya buat Parners Club. Mereka menggalang dana buat disumbangin ke organisasi non-profit, Special Olympics Alaska. Setelah dapet donasi $125 atau lebih baru deh bisa ikutan. Karena sudah menggalang dana buat special olympics kita bisa nyebur ke Danau Goose (posisinya deket sekolah dan rumahku) rame2 hahaha. Yang bikin seru itu, danau Goose kan beku nih gara-gara musim dingin. Jadinya mereka motong sebongkah es dari danaunya biar bisa sampai di air dibawahnya. Singkat cerita, nyebur deh kesana! Kapan lagi bisa gila-gilaan nyebur ke danau sedingin es tapi buat amal? Kegilaan kita didukung, jelas untuk tujuan yang baik. Banyak orang dari seluruh Alaska buat ikut acara ini. Mereka pake kostum lucu-lucu yang nanti intinya bakal lepas dan basah kuyup kedinginan juga. Aku kemarin pake baju tie dye Partners club, kemarin kita nyebur ber10 kalo gak salah sama guru-guru juga tapi gak ada athletesnya yg ikut. Di dalem danaunya juga ada 2 bapak pemadan kebakaran yang nungguin. Trus ada tangga, abis nyebur langsung dikasi handuk dan nyebur lagi ke hot tub trus langsung ganti baju pakai baju kering. Rasanya? DINGIN BANGET! Tapi kalo disuru lagi aku mau kok wkwk asal abis itu langsung masuk ke hot tub lagi. Ini foto-foto waktu aku nyebur sama temen-temen yang lain haha



Foto-foto orang lain yang nyebur pake kostum lucu-lucu.
Masih banyak lagi yang keren-keren, cek Foto plunge

makasi udh baca :3

Rabu, 17 Desember 2014

Journey to The Four Season


Ini cuma sharing tugas bahasa inggrisku, disuru buat essay pendek tentang alam dan bagaimana perasaan aku tentang alam! Enjoy~


We don’t have 4 seasons in my country. It’s always been sunny hot summers and rain with strong winds. We never experience snow in Indonesia. So when I got to Alaska I am very excited to experience snow and winter. I’ve always thought that Alaska would be full of ice and snow but it’s actually not. Well in the spring and summer they don’t have snow yet. I arrived in Anchorage in August so there wasn’t any snow yet.

I could see the sun shining even if I couldn’t feel the warmth. I feel the wind trying to get it’s way through me, yet I still feel that the so called warm breeze really cold. Since that’s not warm to me because warm and hot here and in Indonesia, another part of the world is unbearably different.

After a while I get used to summer in Alaska which is 66 degrees (and still cold for me), but in September fall comes to make fun of me. The temperature drops and not exactly too low but in my perspective is way cold than I’ve ever feel all my life. I really enjoy observing the trees changing color. From green to brown and golden like complexion, it didn’t stay too long. It eventually just fall off, meaning that winter is chasing behind us.

This year people say that it’s not too cold because it didn’t start to snow until late November. Again, I’ve never seen snow before so any snow any time could be awesome for me to experience. Yet again I regret my wish. When the first snow fell, it was really pouring hard. Big chunks of fluffy soft snow dropping from the dark low clouds. After a few minutes it stops and we could see the snow that was built on the ground. I feel the need of buying a new coat since the cold is unexpectedly really cold.

My first experience with snow was in a Saturday morning. I went to Bean’s cafe to do some volunteering work just a day after Thanksgiving. It’s still dark outside but I could see the snow fall clearly. After 5 hours of volunteering I walked out and my boots starts to sink in the thick snow. Snow and cold is a great combination to make my dad’s car to freeze up and made it hard to open the door. It was stuck and when I finally opened it, there’s a big blob of ice dropping out. It’s new to me to have the car doors stuck of the cold and ice.

The afternoon I got home, I decided to go play in the snow for the first time. I don’t have enough or the proper snow gear. So I just jumped outside with my jeans, glove, coat and boots. I ran out and laid down in my front yard, now full with snow. I tried to make a snow angel and ended up having snow covering up my face. The touch of snow on my skin feels slightly shocking but after a while I could bare with it and accepting the touch.

This is not even half of my exchange year but I’ve experienced 3 out of the 4 season here in the United States. Really eager to experience my last season I’d enjoy here which is spring.

Serba serbi sekolahan (2)

Sambungan post sebelumnya, post yang ini lebih ke cerita rutinitas aku di sekolah.

Aku sekolah dianter sama Host Dad, kira-kira jam 7.10 udah di sekolah. Trus jalan ke loker bareng Mayar, nyimpen barang-barang di loker ambil binder trus nunggu sampe jam masuk kelas yaitu 7.30. Paling buat nunggu jam masuk kelas aku duduk sekitar loker atau jalan-jalan keliling sebentar. Baru deh kalo udah deket jam 7.30 aku jalan ke kelas pertama.


1.) Kelas pertama itu forensic science, aku ambil kelas itu soalnya aku seneng nonton tv serial yang penuh dengan misteri forensic, memecahkan kasus kejahatan *eaaa. Di kelas ini diajarin tentang ya itu forensic science dan gimana dipake di kepolisian buat mecahin kasus-kasus. Semester ini aku udah diajarin cara polisi/investigator/detektif/tim forensic kepolisian buat jaga TKP biar barang bukti gak terkontaminasi, nyari sidik jari, analisis pasir, tanah, kaca, rambut, serasa beneran kayak di film-film yang aku tonton. Terus di kelas ini waktu ini diajak tour ke forensic lab di Anchorage, ngeliat lokasi sama cara tim forensic sama ilmuan-ilmuan kerja di bidang forensic. Jadi dari kelas ini ada aplikasi nyata yang bisa dipake di kehidupan dan bisa dijadiin kerjaan juga.

2.) Habis bel, langsung pindah ke kelas abis itu. Ada jarak 6 menit buat pindah kelas dari satu kelas ke kelas yang lain. Tergantung kalo kelasnya jauh-jauh harus jalan cepet, tapi untung kelasku gak ada yang jauh banget jaraknya. Kelas keduaku kelas photography, pertamanya takut mau ambil kelas itu semenjak gak ada kamera, cuma ada kamera hp. Dan ternyata oh ternyata di kelas itu kita dikasi kamera satu-satu buat dipake foto-foto di jam pelajaran itu. Obviously di kelas ini diajarin foto-foto, aku udah belajar cara ngatur shutter speed, aperture, teknik slow & fast shutter, diajarin photoshop juga, sama komposisi dalam ngambil foto. Masih ada lagi sih tapi intinya diajarin cara menggunakan kamera dengan baik dan menghasilkan foto yang indah.


The pictures I took in photography class
 

























3.) Kelasku selanjutnya US Government, ini kayak KWNnya Amerika. Diajarin tentang pemerintahan Amerika. Kelas government cuma diambil sama murid kelas 12 atau senior. Jadi sekelas itu semua senior-senior. Pertamanya takut waktu masuk kelas ini soalnya serasa terintimidasi gimana gitu sama senior-senior, takutnya aku keliatan kayak anak kecil exchange yang aneh. Tapi selama semester berjalan ternyata mereka sama kayak aku, bodinya aja gede tapi mentalnya masih setaralah sama aku. Aku yang diitung tinggi di Indonesia disini ada yang lebih gede lagi bro! Tapi kata temenku juga "You're the tallest asian I've ever met!" aku ketawa aja sih dibilang gitu hahaha katanya mereka gak pernah liat orang asia yang tinggi-tinggi, yasudah bawa compliment aja deh. Tambah confident sama tinggi badan padahal pas kelas 10 pengen cari obat pengurang tinggi badan #maafsayabodoh :3
Anyway di kelasnya ini diajar sama Mr. Thompson! Guru paling gaul yang aku tau di sekolah ini, dia gokil cerita tentang pribadinya dia sama keluarganya dia dijadiin contoh dalem materi trus perumpaannya dalam ngajar materi gampang dingertiin. Mr. Thompson baik banget deh sumpah, dia bisa jadi guru favorit semua murid kayaknya.

Sebelum jam ke 4 dimulai, ada lunch break. Istirahat. Istirahatnya cuma sekali tapi 45 menit jadi lumayan pake keliling-keliling sekolah. Aku biasanya ambil makan siang gratis yang disediain sekolah, iya di sekolahku dapet breakfast sama lunch gratis. Gak enak banget sih tapi lumayan gak jelek-jelek banget. Sayangnya lunchnya bukan bakso gratis :(
Waktu istirahat biasanya aku duduk di commons (kayak tempat ngumpul gitu ada meja banyak) deket lokerku. Disana biasanya rame sama "temen-temen"ku atau yah bisa dibilang orang-orang terdekat yang bisa aku panggil temen di sekolah ini.

Commons - kantin sekolah


4.) Kelas jam ke 4-ku itu Guitar Beggining. Jadi aku pengen belajar gitar dari lama, udah diajar sama temen-temen di sekolah juga. Tapi belum bisa dibilang bisa main gitar, makanya aku interest pengen belajar gitar dengan baik dan benar. Cerita lucu tentang hubungan aku dan gitar, ini bener-bener off topik tapi aku pengen cerita haha
----random story----
 Kakakku pas sma pengen belajar main gitar juga, jadi dia pinjem gitar omku. Dibawa pulang gitarnya trus disimpen dah dimana-mana sama dia habis "belajar" kenapa tanda kutip? SOALNYA DIA NGAKU AJA BELAJAR! Sampai sekarang belum bisa main gitar *maaf ce!
Nah... Pas suatu saat dia nyimpen gitarnya gak bener, ada suatu tragedi yang terjadi di siang hari itu.. Gatau pas itu aku kelas berapa tapi inget kok rangkaian ceritanya. Singkat cerita... Aku dudukin gitarnya, leher gitar terpisahkan dari badannya. Saling nyalahin deh sama kakak. Yasudahlah, cuma bisa minta maaf sama om. Bangkai gitarnya masih ada sih di rumah walaupun om sudah beli gitar baru (lagi 2, aku comot satu pake belajar tapi belajar beneran nih bukan gaya-gayaan) ~taraaa~ 
--jadi gitu ceritanya hehe--

Suasana kelas gitar


Sekarang aku udah mulai bisa tapi belum yakin caranya main gitar, sering diejek temen-temen di rumah sih (tau dah kalian expert ya ga usah ngejek kali gw masih belajar!) tunggu aku juga jadi expert pulang-pulang! Haha! Tapi masih ga yakin juga -_- tuh kan mereka yang ngejekin ni bikin percaya diriku hilang~~
Yang penting aku mau coba dan mau belajar kan? Uhmm tapi kata iklan minyak kayu putih kan {buat anak} jangan coba-coba? *random, sekali lagi maaf wkwk


Waktu belajar sambil jalan-jalan
5.) Okay, kelas habis itu English! YASSSS kelas favorit ini mah! Walaupun materinya kadang susah soalnya diajarin literatur inggris gitu jadi bahasanya susah, tapi.. Tapi! Kelasnya asik banget, gurunya, Mrs. Sherwood woles dan temen-temennya gak serius-serius dan mereka menerima aku apa adanya. Mungkin karena 6 dari seluruh kelas itu anak exchange juga haha. Materi pelajarannya itu tentang poetry, essay-essay karya penulis jaman dulu ex: Edgar Alan Poe gitu. Dan yang paling susah itu baca drama Macbeth dari Shakespere. Bahasanya belibet banget dan itu memang anak-anak sini juga susah menerima gara-gara ya itu bahasanya masih bahasa inggris lawas. Kadang saking malesnya kelas ini, gurunya ngajak belajar di luar jadi kita jalan-jalan ke taman gitu trus waktu belajar tentang essay dgn tema alam, diajarin meditasi! Wohoo~ Kurang keren apa kelas ini? :)

6.) Last period, di jam ke 6 aku ambil kelas matematika. Kata konselorku sih biar gak kelupaan matematikanya pas balik ke Indonesia, yaudadeh bener juga sih biar aku gak bego balik-balik. Kan sudah pernah aku bilang kalau kelas matematika disini dibagi jadi beberapa kelas, pokoknya matematikanya terpisah: algebra, geometry, precalculus, calculus. Aku ambil precalculus yang setara sama mapel matematika kelas 11 kalau aku boleh bilang. Kelasnya gak terlalu sulit sih, soalnya sama aja kayak ngulang materi buat aku. Disini kelasnya campuran ada yang kelas 10,11,12 anak-anaknya baik juga. Ngerasa seneng kalo di kelas ini, ngerasa pinter sih lebih tepatnya, soalnya aku udah bisa ngikutin pelajarannya dan bisa bantu temen yang lain. Disini kelasnya disediain kalkulator selama jam pelajaran, kalkulatornya canggih lagi bisa bikin grafik bisa ngerjain matrix. Pertama megang katro juga ngeliat kalkulator segede itu dan hampir panis gak bisa make tapi lama kelamaan bisa sendiri kok.

Loker aku ada tepat di depan kelas matikku jadinya habis jam terakhir tinggal keluar pintu langsung ke loker deh, praktiss. Oya yang menarik tentang sekolah disini juga di setiap kelas ada komputer mac yang bisa dipakai sama muridnya tiap saat. Guru punya mac masing-masing yang bisa dihubungin sama proyektor gaul lewat wifi. Semuanya terkoneksi internet dari wifi sekolah yang cepet. Waktu mau pake wifi sekolah perlu log in pakai user-id (nomer induk siswa cyin). Terus kartu pelajarnya ajaib, aku bilang ajaib soalnya bisa pake naik bus kota gratis. Ini program sekolahku ya, emang sekolahku dapet keistimewaan gara-gara sekolah paling besar satu state. Cuma itu yang bisa aku ceritain buat sekarang tentang sekolahku. Nanti aku sambung lagi ;)

Jumat, 12 Desember 2014

Serba serbi sekolahan (1)

Mau cerita tentang sekolah disini, boleh ya :)

Disini sekolahnya mulai dari jam 7.30 sampai 14.00 teng. Tepat waktu banget, kalo jam 2 ya jam 2 pulang gak ada guru minta waktu dilebihin lagi beberapa menit buat nyelesein materi. Murid-murid juga tau kalo udah jam pulang ya pulang, kalo udah jam pergantian ya bangun pergi ke kelas selanjutnya.

Seneng nonton film luar negeri kan? Jadi tau kan disini kelasnya moving class, guru diem di satu kelas tiap guru dan mapel kelasnya beda trus murid jalan-jalan buat nyari kelasnya. Makanya mereka punya loker, supaya mereka gak bawa tas sekolahnya kemana-mana. Cara belajar juga kayak anak kuliahan, bawa binder ditenteng trus pindah ke kelas selanjutnya. Kalo aku liatin di sekolahku disini mereka emang gak boleh bawa backpack ke kelas tapi cewek-cewek yang gaya-gaya itu biasanya tidak memfungsikan lokernya dalam artian mereka gak nyimpen tas sekolahnya disana karena mereka bawa purse atau tas jinjing keliling sekolah. Dari perspektif aku sih, mereka kayak perang brand buat siapa yang paling "gaul". Entahlah juga ya, mungkin aku yang terlalu ngenilai mereka.

Sekolah disini sekali lagi kayak kuliahan. Mereka pake sistem nilai ABCDEF trus pake IPK (disini namanya GPA). Dan tiap anak tu spesial dengan mata pelajarannya masing-masing. Mungkin ada yang punya jadwal sama atau mirip-mirip tapi majoritas semua punya jadwal yang beda. Mereka bisa pilih kelas elektif sama kelas yang diperluin buat menuhin akreditasi mereka. Apa itu perlu berapa kredit untuk mapel IPA, kredit mapel IPS, kredit mapel matematika (matematika dibagi lagi ada aljabra, pre-kalkulus, kalkulus sama geometiri), dll. 

Kalo masalah kelas karena tiap anak jadwalnya beda, berarti kan gak mungkin satu kelas itu utuh bareng-bareng. Jadi tiap mapel ketemu anak yang beda lagi dan kelas beda lagi. SMA disini dimulai dari kelas 9, makanya kata lagu 15 - Taylor Swift "the next four years in this town" pas pertama denger aku kira Taylor Swift mogok makanya ngulang SMA. Ternyata kelas 9 udah diitung jadi anak SMA. Kelas 9,10,11,12 bisa dicampur aduk digabung dalam satu kelas. Contoh: di kelas gitar aku aku satu kelas sama anak kelas 9 &10, di kelas pre-kalkulus sekelas sama anak kelas 10,11,12. Jadi kalo emang udah pinter bisa lompat ke mapel yang lebih susah tergantung kemampuan masing-masing. Ada juga anak kelas 12 yang masih ambil Aljabra 1 setara sama matematika kelas 8, soalnya mereka emang segitu kemampuannya. 

Apa lebih bagus cara belajarnya gini gitu? Cuma harus sediain banyak ruangan & banyak guru buat tiap mapel. Disini guru sama staff banyak, soalnya harus berbanding lurus sama jumlah murid yang diurusin. Kata guru US Government (mapel KWNnya anak Amerika) sih jumlah murid di sekolahku kurang lebih 3200-an, sekolah paling besar di Alaska. Kalo bisa aku bilang tiap hari pasti ada aja muka baru yang belum pernah aku ketemuin. Mungkin itu salah satu alasan High School disini itu susah, individual banget soalnya, paling kenal buat sekedar say hi di lorong-lorong sekolahan. Gak kayak di Indonesia yang satu kelas bisa dari SD sampai SMA (kalau mau & kalau bisa). Makanya bisa deket banget, dan dari sanalah muncul yang namanya BEST FRIENDS. Disini best friendsnya bisa didapetin kalo kalian ngabisin waktu yang banyak (kelasnya barengan, ikut olahraga atau klub yang sama, rumahnya deketan) sama "temen" itu. Aku punya banyak keraguan sama yang namanya temen disini, kayaknya punya masalah buat percaya sama orang baru dan anak-anak sini yah emang individual jadinya ga peduli juga.

Tiap sekolah jadwalnya beda-beda, ada yang punya 6 mapel ada yang 7. Sekolahku cuma 6 mapel. Jadi jadwalnya itu dari 6 mapel itu aja diulang setiap hari sampe mampus. Aku ambil mapel: forensic science, photography, US Government, Guitar, English, Pre-calculus. Anak exchange perlu ambil US Government, English, sama math, sisanya bebas jadi aku pilih itu untuk kelas elektifku.

Mungkin agak telat buat cerita ini soalnya udah lewat satu semester sekolah tapi gapapa ya aku pengen sharing keadaan dan kegiatan sekolah disini. Ceritanya nyambung ke post setelah ini tentang kelas-kelasku & rutinitas sekolahku disini.

thankyouforreading ;)

Rabu, 10 Desember 2014

Interesting things I did

Cuma mau sharing beberapa hal yang aku lakuin 2 minggu lalu. Waktu aku bilang interesting maksudnya ya yang beda dari rutinitas sehari-hariku yang menurut aku itu lumayan menarik. Gatau kalau readers bilangnya interesting atau enggak, aku cuma mau cerita :)

Hal interesting pertama itu, aku ikut partisipasi di International Education Week, satu minggu penuh yang didedikasiin buat anak exchange buat ngasi presentasi-presentasi dan ngenalin negara mereka. Aku baru presentasi 2 kali di skolah yaitu di kelas gitar sama kelas englishku. Yang pertama di kelas di gitar, aku bener-bener gak sabar buat ngenalin Indonesia ke mereka. Majoritas penghuni kelas gitarku itu anak kelas 10 & 9 dan mereka kurang keliatan tertarik. Niatnya bikin mereka semangat, malah aku berhasil bikin pembukaan dimana aku gak bisa bilang kata enthusiasm, memalukan. Tapi paling gak itu bisa bikin mereka ketawa. Presentasi secara keseluruhan lancar-lancar aja ya. Aku cerita tentang obyek wisata sama lokasi-lokasi di Indonesia, sistem pembelajaran di Indonesia, sekolah-sekolah. Pada akhirnya aku selesai presentasi dan waktu pelajaran habis jadi gak ada yang sempet nanya. Well I did it! Aku berhasil, bangga banget bisa jadi duta bangsa bisa cerita tentang tempat tinggalku. Buat penutup aku fotoan sama guru gitarku, Mr. Schwitzer (and Cara too). Thumbs up yeay!
 


Presentasi kedua di kelas English yah rata-rata sama, tapi audiencenya beda. Di kelas ini semua anak kelas 11-12 jadinya lebih serius mereka dengernya. Aku presentasi materi yang sama tapi entah kenapa di kelas ini aku lebih nyaman & relax presentasinya, mungkin karena emang anak-anak di kelas itu aku lumayan deket sama mereka. Dan selama presentasi mereka serius dengerin aku, jadinya aku bagi-bagi souvenir gantungan kunci deh ke mereka, sama uang 1000an 2000an yang sangat aneh bagi mereka soalnya banyakan 0-nya. I am really happy, again I could tell people about how amazing Indonesia is. Emang sih pas aku di rumah gak terlalu peduli malah kadang gak “cinta mati” sama negara sendiri, tapi sekarang baru jauh gini baru kerasa ya “Wow Indonesia is not that bad, in fact I love Indonesia so much!” beneran deh phrasenya pas banget: DAMN I LOVE INDONESIA. Ini class picture habis presentasi, berhasil bujuk Mrs. Sherwood buat ikutan foto hihi

Yang bantu bawa bendera namanya Wesley, dia baik banget. Unyu-unyu. Jadi asisten bagi-bagi souvenir selama presentasi. Trus bayarannya dia dapet saweran 1000-2000an wkwk :v
 
The other interesting thing I did was..... I tried out for the basketball team! Apaaa apaaaa Fanny mau coba jadi abas, kiamat sudah. Enggak juga deh, ini lebih ke alasan desperate. Jadi mama bilangnya (again) Fanny tambah gemuk olahraga sana coba ikutan basket kan tinggi. Well okay ma, selama bertahun-tahun nyuruh Fanny main basket sekarang Fanny akan mencoba disini ma! Dan aku juga tetep nyoba soalnya galau pulang skolah kebanyakan anak-anak sini tu punya kegiatan olahraga, apalah olahraganya soalnya mereka bener-bener nganggep olahraga tu penting. Tiap musim aja olahraganya beda trus. Dan aku sebagai anak non-athletik dan setelah tryout aku menyadari aku sangat sangat tidak bisa bermain basket, dengan polosnya mencoba untuk masuk tim basket. Jadi ada 3 hari seleksi buat bisa masuk tim. Yah aku coba dong! Sekuat tenaga aku coba, eh... Akunya emang gak bisa main, disini pemain basket ceweknya jago2. Keren abis deh, bodinya tinggi besar atletik. Ada juga yang kecil-kecil tapi merekapun jago dan keren banget. Aku coba kok “bersosialisasi” dan bilang aku anak exchange, pengen coba basket maklum ya mbak mas tante. Overall, pengalaman seleksi 3 hari itu asik kok. Walaupun pegel-pegel habisnya, tapi untung bawa salonpas! Dan FYI disini ada juga salonpas lo, nonton iklannya di tv mereka lucu bilang salonpas. Kayak susah banget bilang sloncpash wkwk. Pada akhirnya, aku enggak masuk tim. Sudah keduga di hari kedua sih, walaupun masih coba buat optimis. Itung-itung cari pengalaman sih gapapa, yang penting aku nyoba. Tapi sekarang bingung. Pulang sekolah acaranya ngapain dong? Balik baca buku lagi deh, ngomong-ngomong buku jadi aku ke perpustakaan nanyain apa mereka perlu bantuan gitu sepulang sekolah biar mungkin aku bisa bantu & jadiin volunteering hour buat aku. Kan jadi kegiatan pulang sekolah tu, gak bosen atau bingung lagi deh. Kata ibu perpusnya sih bisa mulai semester depan. Jadi kutu buku deh disini, gapapa lah. I’m okay with that, I love books anyway.

Nah! Itu hal-hal yang aku anggep menarik yang aku lakuin selama 2 minggu ini. Itu aja sih yang aku inget, nanti belakangan aku tambah lagi. Mungkin ada hal-hal tambah seru lagi minggu depan? Contoh: mau coba skiing sama partners club kamis ini, wish me luck! Trus mau ada UAS minggu depan, uuuuuu semesternya cepet banget eh. Dan mau ada acara amal gitu tanggal 20, tunggu ceritanya ya!♥♥♥

Do you wanna build a snowman?

Posting this post in English just for fun! Yeay :)

This is just a FYI, I want to tell you guys that building a snowman is easier to sing rather than do.
Well it snowed since a week ago and at first the snow was still too dry and puffy and they won’t stick together. So yesterday my hostdad was like, “hey guys if you wanna build a snowman today is the perfect day to go and do it since the snow is wet now and I bet it will stick perfectly”. And yeah ofcourse me and Mayar was exited to do it but ohohoho my sweet young friends, nooo HE WAS WRONG. Me and Mayar wore our gloves, boots and coats and went outside ofcourse to build a freakin snowman so we could make it instead just sing it all the time. We started to gather snow to build the bottom part and like my dad said “It would roll easily” but again he’s wrong. We tried tried tried and tried to make it look like somewhat a circle ball shape like but it won’t look like it. We ended up making a giant hill of snow. It was getting to cold for me, I gave up making that stupid mountain. It was also almost dark at 3:30, winter’s coming guys and I’m not even close to being prepared.
So Mayar was still up to that hill shape hopelessness trying to figure out a snowman. And I was like, uhh no I won’t even try anymore. That’s too much work (HAHA lazyness strickes again), and I started to build my own snowman which isn’t really a man. I would say that he’s a mini man, because it was tiny (requires less work!). Here I’ll show you the picture of it. It is awesome, but nothing snowman um snow-mini-man like. Hey yeah! That’s my first ugly snow-mini-man.

This is mini-man :3

 In the end, we have a perfect ending. Which is I got too cold and it was getting pretty dark out so I quit after finishing my snowman. But someone’s still really have some UMPH in her, Mayar stayed outside and successfully made a snowman, a real big one not a mini-man. It was freezing out I don’t even know how she cope with that cold. Well she finally did it, I don’t have the picture of her snowman though. It was also awesome and for the effort she gave into it I give her two thumbs up, but not freezing thumbs haha.

I’ll tell you guys more if I successfully made a snowman, a perfect one indeed ;)